sponsor...

Artikel terbaru.............

19 Agustus 2009

Solusi Penanganan Limbah Kulit Jeruk Bali


Sumber: http://bisnisukm.com/solusi-limbah-kulit-jeruk-bali.html


Jeruk bali, jeruk besar, atau pamelo (bahasa Inggris: pomelo, ilmiah: Citrus grandis, C. maxima) merupakan jeruk penghasil buah terbesar. Nama “pomelo” sekarang disarankan oleh Departemen Pertanian karena jeruk ini tidak ada kaitannya dengan Bali. Jeruk ini termasuk jenis yang mampu beradaptasi dengan baik pada daerah kering dan relatif tahan penyakit, terutama CVPD yang pernah menghancurkan pertanaman jeruk di Indonesia.

Beberapa kultivar unggulan Indonesia:
•Nambangan
•Srinyonya
•Magetan
•Madu/Bageng (tanpa biji)

Tiga kultivar yang pertama ditanam di sentra produksi jeruk bali di daerah Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun,sedangkan yang terakhir ditanam di daerah Bageng, Kabupaten Pati.Selain ukurannya yang superjumbo bila dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya, jeruk bali memiliki rasa khas, yaitu kombinasi manis, asam, dan sedikit pahit. Buah ini tidak hanya lengkap rasanya, tetapi juga lengkap manfaat sehatnya.

Jeruk bali yang memiliki nama Latin Citrus maxima ini daging buahnya berwarna putih hingga merah dengan tekstur halus, rapat satu sama lain, serta mengandung banyak air. Jumlah biji umumnya sedikit, bahkan kadang tanpa biji. Daging buahnya banyak mengandung air, sehingga dapat dimakan langsung setelah dikupas. Bisa juga dinikmati sebagai salah satu komponen rujak dan bahan salad buah berpadu dengan salad dressing yang segar.

Kandungan Jeruk Bali

Likopen
Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Jika bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, likopen bisa berperan sebagai antioksidan.

Pektin
Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya setelah dijus. Satu porsi jus jeruk bali mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat kolesterol. Berarti jeruk bali dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

Zat aktif pembersih darah
Jeruk bali dipercaya mengandung zat aktif yang dapat membersihkan sel darah merah yang telah tua di dalam tubuh dan menormalkan hematokrit, yaitu persentase sel darah per volume darah. Tingkat hematokrit normal pada wanita adalah 37-47 persen, sedangkan laki-laki 40-54 persen. Rendahnya hematokrit akan menyebabkan anemia, tetapi jika sangat tinggi dapat memicu penyakit jantung karena darah jadi mengental.

Kalium
Jeruk bali (gravefruit) merupakan sumber kalium, vitamin A (440 IU), bioflavonoid, dan likopen (350 ug/100g). Hasil penelitian, jeruk bali termasuk antikanker yang sekaligus menyehatkan prostat.

Vitamin C
Seperti jeruk lain, jeruk bali adalah sumber vitamin C (350 mikrogram per 100 gram daging jeruk). Vitamin C sangat baik sebagai sumber antioksidan. Perokok dianjurkan untuk mengosumsi jeruk bali dua “siung” (helai dalam buah) setiap hari. Peningkatan kadar vitamin C di dalam darah mampu memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan kanker, akibat tidak stabilnya molekul radikal bebas karena rokok dan polusi udara.

Pada umumnya, tanaman jeruk bali yang dimanfaatkan adalah daging buahnya yang dapat dikonsumsi langsung apabila telah tua dan matang. Akan tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi bagian dalam kulit buah yang berwarna putih pun dapat dijadikan manisan.Bagian kulit buah yang dapat digunakan berwarna putih, sedangkan kulit luar yang berwarna hijau dibuang karena banyak mengandung kelenjar minyak.

BAHAN:

  1. 2 bh kulit jeruk bali
  2. 500 gr gula pasir
  3. 250 ml air
  4. gula kastor

CARA MEMBUAT:

  1. Potong-potong daging kulit jeruk bali (kulit luarnya dibuang) berbentuk juring, Rendam dengan air 2 jam.
  2. Didihkan air dengan api sedang, masukkan kulit jeruk. Tiriskan.
  3. Lakukan tahapan pertama dan kedua hingga 5 kali. Tiriskan.
  4. Rebus gula dengan 250 ml air hingga mendidih. Masukkan kulit jeruk, masak hingga kulit jeruk berubah lebih bening. Matikan api.
  5. Biarkan kulit jeruk tetap dalam rendaman gula semalam. Tiriskan di rak kawat sehari semalam hingga kulit jeruk agak mengeras.
  6. Siapkan gula kastor di piring atau mangkok, guling-gulingkan tiap manisan kulit jeruk hingga bagian luarnya tertutup gula. Biarkan di rak kawat sekitar 2 jam.
  7. Sajikan.

Agar tahan lama (1 bulan), simpan dalam lemari es.Selain disantap sebagai kudapan, manisan kulit jeruk bali bisa dicampurkan ke dalam adonan cake, terutama untuk menggantikan manisan sukade atau kulit jeruk parut. Manisan kulit jeruk yang dicampur manisan kering buah-buahan akan memperkaya cita rasa fruitcake.

Dengan mengembangkan manisan kulit jeruk bali ini berarti ikut mengurangi jumlah sampah dari kulit jeruk bali pada suatu daerah. Semakin sedikit sampah yang ada maka semakin sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh negara untuk mengatasi masalah sampah di negara ini. Dengan sendirinya pengeluaran negara akan berkurang. Selain itu dengan adanya pengembangan produk baru tersebut maka berpeluang membuka lapangan kerja, sehingga membantu mengurangi pengangguran. Apabila masalah pengangguran ini dapat ditangani maka perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik.

Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

 

Copyright 2009 All Rights Reserved daurulang.tk