sponsor...

Artikel terbaru.............

22 Agustus 2009

Daur Ulang 1 Ponsel Kurangi 12.000 Kg Emisi CO2

1 komentar

JAKARTA - Nokia mengajak masyarakat Indonesia untuk turut serta menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan secara global. Produsen ponsel terbesar di dunia itu telah memulai program tersebut dengan mengajak masyarakat untuk memiliki tanggung jawab pribadi akan daur ulang ponsel, dengan memberikan ponsel dan aksesoris mereka yang sudah tidak terpakai.

"Sebuah survei secara global telah dilakukan oleh Nokia yang menunjukkan bahwa  tiga dari empat orang tidak pernah berpikir untuk mendaur ulang ponsel bekas mereka, dan bahkan mereka tidak menyadari bahwa ponsel dan aksesoris bekas dapat didaur ulang," kata Nokia Regional Manager, Market Environmental Affairs, Francis Cheong pada acara Media Workshop 'Let's Manage Our e-waste' di Jakarta, Kamis (30/7/2009).

Ia mencontohkan, sebuah ponsel bekas yang telah didaur ulang dapat mengurangi emisi gas karbondioksida sebesar 12.585 kg. Jika semua orang yang memiliki ponsel di seluruh dunia ini, yakni sebesar tiga miliar, dan paling tidak hanya satu saja dari mereka yang mendaur ulang ponselnya, maka akan mengurangi bahan baku sebanyak 240.000 ton serta mengurangi gas rumah kaca yang setara dengan 4 juta kendaraan bermotor.

"Gerakan daur ulang e-waste secara global dimulai dari kesadaran diri sendiri dan partisipasi yang akan menghasilkan kontribusi signifikan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan secara jangka panjang," Francis menambahkan.

Nokia telah memulai program daur ulang ini di tahun 1997 di Swedia dan Inggris. Sejak saat itu, Nokia telah memiliki lebih dari 5.000 titik penempatan box daur ulang ponsel dan aksesoris di 85 negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Untuk wilayah Indonesia Nokia bekerja sama dengan TES-AMM, sebuah perusahaan daur ulang e-waste, untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam program daur ulang e-waste dengan memberikan ponsel dan aksesoris bekas mereka untuk didaur ulang.

Menurut Technical Advisor TES-AMM Bambang N Gyat, sebuah ponsel dibuat dari berbagai bahan seperti plastik di case atau cover, dan juga berbagai elemen logam di peralatan elektronik seperti charger dan aksesoris yang dapat didaur ulang.

"Namun, masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengetahui bahwa produk-produk yang kita gunakan setiap hari dapat diproduksi dari bahan-bahan yang telah melalui proses daur ulang. Di samping memaksimalkan sumber daya melalui daur ulang e-waste, kita juga dapat turut menghemat energi," kata Bambang. (srn)
Sumber: http://techno.okezone.com/read/2009/07/30/56/243565/daur-ulang-1-ponsel-kurangi-12-000-kg-emisi-co2

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

PPLH Pamerkan Kertas Daur Ulang

0 komentar

Makassar (ANTARA News) - Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, memamerkan hasil daur ulang kertas pada Pameran Pembangunan di Benteng Somba Opu, Makassar, Minggu.

"Kertas bekas yang sudah dihancurkan lalu direndam dalam bak berisi air dan dicampur kanji atau daun bergetah (perekat) selama 1-2 hari. Setelah itu, kertas dimasukkan ke dalam cetakan berupa kertas saring (screen) lalu dikeringkan di atas kain tipis," jelas salah seorang pembimbing PPLH, Alimin, tentang proses daur ulang kertas yang cukup sederhana.

Pengunjung stand juga dapat melihat langsung proses tersebut yang dipraktekkan oleh anggota PPLH, untuk menunjukkan contoh nyata yang dilakukan dalam memperbaiki masalah lingkungan hidup secara praktis.

Alimin menambahkan bahwa hasil daur ulang tersebut juga bisa dibuat menjadi tempat telur, peredam suara, amplop dan hasil karya lain yang ramah lingkungan.

Pada pameran yang berakhir Minggu ini, PPLH juga menampilkan contoh-contoh penerapan pengelolaan lingkungan lain seperti Destilasi (penyulingan) air, arang briket (hasil olahan ranting bakau), tungku sekam, penghangat air tenaga surya, serta prakarya lain yang terbuat dari bahan alami.

Selain berpartisipasi dalam acara tersebut, PPLH sebagai media pendidikan lingkungan hidup, telah melakukan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan lingkungan ke sekolah-sekolah di Sulawesi-Selatan.

"Kegiatan ini sebagai bentuk perkenalan gaya hidup baru sehingga dapat membiasakan masyarakat untuk ikut `menghijaukan` lingkungan," ujar Alimin.(*)
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/1250445065/pplh-pamerkan-kertas-daur-ulang

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Berkreasi Membuat Kertas Daur Ulang

0 komentar

Punya banyak kertas dan koran bekas yang tak terpakai, enggak ada salahnya loh, dimanfaatin untuk bikin kertas daur ulang. Selain bisa mengurangi sampah dan mencegah semakin banyak pohon yang ditebang, siapa tahu bisa jadi sumber penghasilan tambahan untuk kamu lewat kreasi ini.
Untuk membuat kertas daur ulang, peralatan yang dibutuhkan adalah screen (bingkai dengan kain kasa yang sangat kecil lubangnya), papan kayu atau triplek berukuran 21,5 cm x 33 cm, spons, kain katun tipis, blender, baskom, setrika, batako atau batu, dan meja. Sedangkan bahan-bahannya adalah kertas bekas atau kertas koran yang sudah disobek kecil-kecil dan direndam semalaman, pewarna alami atau buatan, bunga-bungaan, rumput atau daun kecil jika dibutuhkan.


Yang berikutnya adalah cara pembuatannya. Pertama, sobekan kertas kecil-kecil direndam dalam air kurang lebih satu hari. Setelah lunak, blender kertas dengan perbandingan 1:3 sampai menjadi bubur kertas (Pulp). Setelah semua menjadi bubur, tuangkan kedalam baskom yang berisi air dan diaduk. Letakkan spons diatas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya. Saring campuran dibaskon dengan menggunakan screen (tapi jangan terlalu tebal, ya).
Letakkan hasil saringan dari screen keatas spons yang sudah dialasi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit screennya dan angkat hati-hati. Tutup dengan kain yang sudah dibahasi. Tambah satu lapis lagi kain basah, ulangi langkah diatas. Setelah beberapa lapis, tekan dengan papan besar diatasnya dan beri batako atau batu. Biarkan selama satu jam agar airnya berkurang. Sebelum diangkat, pastikan sudah cukup kering.
Angkat sepasang demi sepasang dan jemur ditempat yang panas. Setekah kering, setrika sepasang demi sepasang kemudian buka kainnya pelan-pelan. Kalau ingin menambahkan hiasan tempelan berupa bunga, sebelum menutup campuran pulp dengan kain yang sudah dibasahi, tempelkan bunga diatasnya atau ingin mencampur dengan bahan alami didalamnya, ketika akan diblender, masukkan bunga, rumput, atau daun. Ini akan memberikan warna dan pola khusus. 
Sumber: http://genasik.telkomsel.com/web/newsasik/content/1192/Berkreasi_Membuat_Kertas_Daur_Ulang

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Furnitur Ramah Lingkungan dari Kardus

0 komentar

Tak hanya ramah lingkungan, desain furnitur kardus sangat kreatif dan juga tahan lama.
VIVAnews - Gencarnya gerakan untuk hidup lebih ramah lingkungan membuat para desainer furnitur tertantang. Saat ini semakin banyak inovasi desain furnitur dengan material yang lebih ramah lingkungan.
Furnitur ini biasanya menggunakan material daur ulang atau bisa didaur ulang sehingga tidak menghasilkan timbunan sampah yang semakin memenuhi

Di Prancis, sebuah organisasi bernama La Compagnie Bleuzen mencoba menggerakkan masyarakat untuk menggunakan furnitur ramah lingkungan.

Organisasi nirlaba ini mengkhususkan kegiatannya untuk membuat benda-benda kerajinan tangan. Salah satu produk yang sedang dikembangkannya saat ini adalah furnitur berbahan kardus.

Furnitur berbahan kardus itu merupakan karya para desainer Prancis yang menjadi anggota La Compagnie Bleuzen. Mereka menocba berbagai inovasi karya berbahan kardus atau karton dan menyebut dirinya sebagai cartonnistes.

Salah satu desainer yang menjadi penggeraknya adalah Eric Guiomar. Ia menciptakan berbagai furnitur misalnya rak buku, meja, dan kursi dengan bahan kardus.
Bahan kardus yang dianggap kurang kuat untuk dijadikan furnitur. Tapi berkat tangan dingin Guiomar dkk, kardus bisa tampil menjadi furnitur yang kuat dan tahan lama.

Mereka menggunakan teknik khusus untuk membuat struktur furnitur supaya kuat menahan beban. Bahan kardusnya pun dicari yang sangat tebal sehingga tidak mudah melengkung bila diberi beban.

Para desainer ini juga sangat memikirkan bentuk furnitur yang variatif. Mereka membuat desain yang tidak konvensional. Baik bentuk maupun warnanya.
Misalnya rak buku berbentuk lingkaran. Ada pula rak buku yang terispirasi desain oriental China berupa simbol yin dan yang. Sedangkan furnitur kursi dan meja banyak yang mengaplikasi gaya retro atau vintage dengan warna-warna cerah.
Sumber: http://kosmo.vivanews.com/news/read/36447-furnitur_ramah_lingkungan_dari_kardus

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Robot Raksasa dari gabus (styrofoam)

0 komentar

 Michael Salte, seorang seniman penggila robot ini membuat replika robot dari Styrofoam alias gabus. Hebatnya, patung gabus ini memiliki ketinggian 22 kaki. Selain sabuah robot raksasa, Salte juga membuat robot-robotkecil yang ‘mengawal’ si bos besar.Robot ini dilengkapi dengan kerangka kayu agar tetap kokoh berdiri.
Kalo buatnya dari batu, pasti bisa di teruh di atas Borobudur buat gantiin arca yang ilang, wkekekeekekkk..
Sumber: http://shirogadget.com/robot-raksasa-dari-gabus-styrofoam/

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Sepatu Daur Ulang Stella McCartney

0 komentar

INILAH.COM, London - Peduli dengan eksploitasi pemakaian bulu dan kulit hewan untuk keperluan komersil, Stella McCartney merancang sepatu dari bahan daur ulang.

Dikenal sebagai desainer fesyen dan seorang vegetarian, Stella McCartney menolak tegas pemakaian binatang dalam setiap keperluan rancangannya.

Langkah ini dimulai Stella dengan menciptakan desain sepatu dari bahan nonkulit hewan. Meski sulit, tapi Stella mengaku merasa tertantang menciptakan sebuah sepatu dari bahan daur ulang.

"Memang akan lebih mahal 70%, jika sepatu dibuat dari bahan nonkulit. Syukurlah, kami memiliki usaha yang cukup menguntungkan dan mendorong kami tetap konsisten tidak memakai kulit hewan untuk keperluan komersil. Sebagai seorang desainer fesyen, tugas saya menciptakan sepasang sepatu yang terbuat dari bahan daur ulang. Kebetulan sekali saya sudah menemukan teknik mendaur ulang," kata Stella McCartney seperti dikutip dari Femalefirst.

Sejauh ini Stella memang dikenal sangat antipati terhadap desainer yang suka mengeksploitasi kulit dan bulu hewan untuk keperluan dunia mode.

Kabarnya, Stella akan menggunakan bahan katun daur ulang dan kardus-kardus yang sudah tidak terpakai untuk keperluan rancangan sepatunya. [L1]

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Belajar Motor Listrik dari Bahan Daur Ulang

0 komentar

Alat untuk melakukan percobaan dalam pembelajaran fisika di SLTP, ternyata bisa dibuat dengan cara sederhana. Tjandra Heru Awan sudah membuktikannya. Guru SLTP Negeri 7 Malang, Jawa Timur, itu membuat motor listrik dari bahan daur ulang -- dia sebut Molibadul -- sebagai media konstruktivisme materi motor listrik untuk siswa kelas III. Model pembelajaran ini pula yang mengantarnya sebagai pemenang pertama Lomba Kreativitas Guru SLTP bidang IPA tingkat Nasional 2002, diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Tjandra membuat motor listrik daur ulang dengan kumparan tembaga dan kumparan kertas. Bagan Molibadul tembaga sebagian besar diperoleh dari barang-barang yang biasa dirombeng untuk didaur ulang. Untuk rumah motor dibuat dari kardus bekas kemasan mie instan atau makanan kecil yang lain. Magnetnya menggunakan magnet slinder dari load speaker yang sudah rusak.


Rotor Molibadul terdiri atas poros, kumparan, komutator, dan cincin peluncur atau biasa disebut kleker. Poros dibuat dari jeruji sepeda besar, komutator dari seng bekas penyangga obat nyamuk dan kumparan dari kawat email tembaga. Klekernya dibuat dari penil berwarna yang isinya dibuang.
Perakitan komponen-komponen Molibatul tidak menggunakan patri atau solder, tapi cukup dengan selotip plastik atau selotip kertas. Sumber energi listrik diperoleh dari empat baterei besar atau listrik PLN dengan menggunakan power supply atau adaptor. Molibadul tembaga bisa berputar dengan kecepatan maksimum sekitar 3.000 rpm (rotasi per menit) pada tegangan 15 volt.
Molibadul kertas pada dasarnya sama dengan molibadul tembaga. Yang berbeda hanya kumparannya. Kumparan Molibadul kertas terbuat dari kertas aluminium foil (kertas grenjeng) yang bisa didapat dari bekas kemasan makanan kecil tertentu, sepeti es krim atau kemasan rokok.
Cara membuat pita aluminium foil (AF) sebagai pengganti kawat email tembaga adalah:
1. Siapkan sekitar 80 lembar kertas aluminium foil dari kemasan rokok tertentu.
2. Rekatkan atau sambungkan semua kertas AF sehingga menjadi pita sepanjang kurang lebih 10 meter dengan bagian yang mengkilap semua sehadap. Kertas AF yang satu harus bersentuhan dengan bagian yang mengkilat kertas AF yang lain. Cara penyambungannya mirip dengan penyambungan seng talang air.
3. Lipat-lipat pita menjadi pita AF yang lebarnya kurang lebih 1,3 cm dan panjangnya 10 meter dengan bagian yang mengkilat berada di dalam lipatan pita.
4. Teras Molibadul tembaga bisa dibuat dari kardus.
Kegiatan belajar mengajar dengan model ini dilakukan dalam empat tahap. Tahap awal, guru mendemonstrasikan sebuah mainan yang digerakkan dengan motor listrik. Untuk mendapatkan konsep motor listrik, guru mengajukan pertanyaan, "Apakah nama alat yang menggerakkan ini?" Jawaban yang diharapkan adalah, "Motor listrik atau dinamo."
Guru bisa melanjutkan dengan pertanyaan, "Sebutkan alat-alat listrik yang menggunakan dinamo?" Jawaban siswa mungkin bermacam-macam, seperti seterika listrik, kipas angin, mixer, tape recorder, atau mesin cuci. Semua jawaban siswa ditulis di papan tulis tanpa ditunjukkan jawaban yang benar.
Untuk mengarahkan siswa pada prinsip motor listrik, guru mengajukan pertanyaan, "Dalam kehidupan sehari-haru, apakah yang dimaksud motor?" Jawaban yang diharapkan: sepeda motor, kendaraan bermesin roda dua. Pertanyaan selanjutnya, "Dari kata sepeda motor, sepeda dan motor, kira-kira apa artinya motor?" Jawaban yang diharapkan: mesin, mesin penggerak.
Selanjutnya guru mengarahkan dengan pertanyaan, "Jika motor artinya penggerak, coba renungkan motor listrik, kemudian pikirkan alat-alat yang menggunakan mesin listrik?" Siswa diberi kesempatan berpikir beberapa menit kemudian diajukan pertanyaan, "Dari alat-alat tertulis di papan, manakah yang menggunaklan mesin listrik?" Jawaban yang diinginkan misalnya, kipas angin, tamiya, mixer, mesin cuci, atau kereta rel listrik.
Dari jawaban tersebut, guru bisa memotivasi lagi dengan memberikan gambaran luasnya penggunaan listrik dan memberikan pertanyaan, "Sebutkan komponen penting dalam motor listrik dan prinsip kerja motor listrik?" Pengalaman yang dilakukan, jarang ada siswa bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Agar siswa termotivasi lagi, guru mendemonstrasikan motor listrik dengan mixer atau blender atau dinamo yang biasa digunakan dalam mainan anak, atau tape recorder. Dalam demonstrasi tersebut, siswa diminta mengajukan hipotesa tentang konsep dan cara kerja motor listrik dengan mengingat gaya lorentz.
Tahap kedua, proses sains. Ini tahap pembelajaran siswa untuk memberikan pengalaman-pengalaman dan hipotesanya sendiri dengan menggunakan benda-benda konkret. Pada tahap ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan masing-masing kelompok diberi piranti percobaan, yaitu Molibadul tembaga DC yang komponen-komponennya belum dirakit, yaitu: rumah motor, magnet, rotor.
Selanjutnya, siswa diberi waktu melakukan percobaan dan melaporkan hasil pengamatan mereka tentang prinsip kerja dan cara kerja motor listrik. Dalam percobaan, siswa bebas mencoba merakit, mengamati dan mendiskusikan prinsip kerja motor listrik. Selama siswa melakukan percobaan, guru dapat memberikan pengarahan seminimal mungkin; sebaiknya siswa yang berusaha sendiri.
Guru juga berkeliling mengamati dan menilai kegiatan siswa. Faktor yang menjadi penilaian adalah keberhasilan siswa merakit dan menjalankan Molibadul serta keaktifan berdiskusi dalam kelompoknya. Usai kegiatan, guru dapat meminta seluruh siswa untuk melaporkan hasil pengamatannya dalam membuat simpulan sementara tentang konsep dan cara kerja motor listrik. Tugas perorangan ini dimaksudkan agar proses sains terjadi pada setiap siswa.
Tahap berikutnya, diskusi. Pada tahap ini guru mengajak siswa mendiskusikan hasil pengamatan dan simpulan. Siswa juga melakukan sharing tentang percobaannya dengan rekan lain dari kelompok lain. Guru mengarahkan siswa agar melakukan diskusi kelompok untuk menghasilkan kesepakatan dan simpulan kemudian hasilnya dilaporkan di kelas.
Diskusi mengarahkan siswa sampai pada simpulan bahwa: Pertama, konsep motor listrik adalah mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Kedua, prinsip kerja motor listrik adalah memanfaatkan gaya yang dialami penghantar berarus dalam medan magnet. Ketiga, komponen penting motor listrik yaitu rumah motor, kumparan, magnet, dan komutator.
Tahap akhir, evaluasi. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang konseptual untuk menguji apakah siswa telah benar-benar memahami konsep dasar yang diinginkan seperti, apakah konsep motor listrik, jelaskan prinsip kerja motor listrik, dan apa gunanya komutator.
Pada tahap ini juga guru dapat menambahkan atau memperbaiki proses sains yang lepas dari pengamatan siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, antara lain: "Jika tidak ada magnet permanen, bisakah kita membuat motor listrik? Apakah semua energi listrik menjadi gerak? Apakah arus dalam kumparan itu bolak balik atau searah?
Sumber : Republika (11 Juni 2004)



Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

21 Agustus 2009

Melintasi Langit Nusantara dengan Kaleng Susu

1 komentar

Sumber: http://www.komputasi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1117257889

Jangan buang kaleng di rumah Anda. Daur ulang sebagai antena wireless murah meriah.
Konsep dasar gaya hidup hijau, yakni reuse, refill, dan recycle, juga berlaku di dunia teknologi informasi. Hal ini dibuktikan oleh Muhammad Salahuddien Manggalany atau yang akrab dipangil Didin atau Pataka. Didin mendaur ulang kaleng menjadi antena wireless LAN. Awalnya memang isengiseng sebagai wadah eksperimental, namun kini, bisnis ini telah menjadi lahan baru yang cukup menjanjikan.

Sebenarnya isitilah antena kaleng bukan penyebutan yang benar. Sebab, kaleng dalam keseluruhan antena ini, hanya berfungsi sebagai balancing saja.Didin menganalogikan dengan antena helical pada HT yang sebenarnya hanya balancing, bukan antena.
Didin mulai menekuni bisnis pembuatan antena kaleng sejak tahun 2002. Awalnya, Didin yang melakukan bersama Bino Utomo ini, menggunakan kaleng susu anaknya sebagai bahan eksperimen. Sayang sekali, saat itu spectrum analyzer susah dicari sehingga Didin dan Bino tidak bisa menganalisis performance antena kaleng buatan sendiri.

Mereka hanya menganalisis berdasarkan jarak jangkauan dan stabilitas koneksi saja. Sedangkan signaling tidak bisa dianalisis tanpa tool. Jadi, saat itu tidak diperoleh data kebocoran sinyal, adanya spletter ke frekuensi lain, dan lain sebagainya.
Lambat laun, Didin mulai menganalisis sendiri berdasarkan trial and error. Dan berhasil menemukan beberapa titik kritis dalam pembuatan antena kaleng. Misalnya, antena kaleng itu umumnya punya sudut pancaran (beamwidth) 15 derajat. Hal ini diketahui dengan membandingkan sudut pancaran signal antena jadi.
Didin juga memanfaatkan secara maksimal panduan-panduan mengenai antena wireless yang ada di Internet.Tak jarang Didin mencari orang yang dianggap pakar untuk diajak berdiskusi.
Dari hasil trial and error, diskusi, mencoba lagi, eksperimen, dan panduan di Internet, Didin akhirnya menemukan cara optimal merakit antena kaleng.
Cara-cara optimal tersebut meliputi perhitungan ideal, teknis pemasangan, hingga mekanisme pointing yang benar. Hasilnya, antena kaleng buatan Didin berani diadu dengan antena wireless orisinal.
Saat sudah menemukan teknik ideal perakitan antena kaleng, terjadi hal yang menguntungkan di dunia Internet Indonesia. Yakni tren layanan baru Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan aplikasi wireless mulai marak. Di samping itu, banyak ISP yang mengubah topologinya dengan misi mendekatkan diri ke konsumen. Yakni konfigurasi dan topologi jaringan wireless LAN outdoor low range dengan maximum density.
“Maksudnya,” lanjut Didin, “ISP mendirikan Base Transmission Station (BTS) baru di sekitar konsentrasi kliennya, dengan jangkauan rendah (sekitar 1-2 km) untuk menjangkau pelanggan yang terkonsentrasi di daerah tersebut.”
Teknik Pemasangan
Pembuatan antena kaleng sendiri melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah pembuatan antena kaleng itu sendiri. Dilanjutkan dengan pemasangan dan pointing. Panduan langkah demi langkah pembuatan antena kaleng kami sertakan dalam boks khusus di akhir artikel ini. Panduan tersebut dibuat khusus untuk PC Media. Dan diperagakan oleh dua orang staf Didin, yakni Andi Fauzi Firdaus dan Erwan Noor.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum melakukan instalasi. Yakni, gunakan perhitungan Link Budget Calculator dari http://www.satsig.net/link-budget.htm. Dan untuk kalkulasi site survey menggunakan situs http://www.cplus.org/rmw/english1.html.
Setelah terpasang dan sudah di-pointing, bandingkan gain antena wave guide dengan antena existing link yang sudah ada. Pasang antena di tower atau pipa kemudian lakukan pointing sampai maksimal dan siap digunakan.
Jangan lupa, perhatikan cuaca untuk keselamatan antena dan radio. Jangan pernah melakukan pointing saat mendung, apalagi hujan. Baik di lokasi pemasangan atau di ISP yang hendak dituju. Bagaimanapun, antena wave LAN, baik kaleng atau orisinal, masih sensitif terhadap cuaca.
Beragam Bentuk Berbeda Cara
Ada perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB di dalamnya. Seperti produk Iconnect. Namun, ada juga yang masih konektornya UTP biasa, seperti produk Compex, Senao, Planet, dan lain sebagainya.
Untuk perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB atau mini router atau NAT gateway, bisa langsung dipasang ke komputer pengguna, tanpa melewati router lagi. Namun, jika model perangkat radio yang dipasang masih tipe bridging biasa, dibutuhkan router. Terutama jika koneksi hendak di-share ke beberapa klien.
Namun jika hanya untuk satu single user, bisa langsung dipasang melalui ethernet card. Menurut Didin, ISP di Indonesia umumnya memilih produk yang sudah memiliki router atau NAT gateway. Sebab, selain lebih mudah pengaturan atau setting-nya, juga topologinya lebih fleksibel.
Setelah siap dipasang, tinggal pointing untuk mencapai sinyal dari ISP. Menurut Didin, antena yang sudah dirakit dengan cara seperti ini bisa menjangkau 1 hingga 2 km.
Untung Wafer
Sayangnya, Didin yang juga menjadi Dewan Presidium IndoWLI (komunitas pegiat wireless Indonesia) ini belum tertarik menjadikan bisnis antena kaleng sebagai usaha dalam skala besar. Dengan entengnya, Didin mengaku bahwa sering kali dia mengerjakan antena kaleng hanya memperoleh keuntungan berupa wafer yang dimakan karena kalengnya hendak digunakan sebagai bahan utama antena.
Naluri bisnis Didin yang rendah, muncul karena alasan idealis. Menurut Didin, “Membuat antena kaleng itu dasarnya cuma eksperimen dan hobi. Selain mengajak orang supaya jadi pintar.” Didin, khususnya dalam penyediaan jasa pembuatan antena kaleng, sebenarnya hanya melayani kalangan pengguna yang suka eksperimen, bukan komersial murni. Dan ongkos pengerjaan pun disebutnya sebagai “biaya kemalasan” orang yang tidak mau eksperimen sendiri atau masih takut mengambil risiko peralatan radio.
Sering kali orang datang ke Didin membawa material sendiri. Di tempat Didin, mereka meminjam peralatan yang relatif lengkap dan meminta supervisi saja. Jangankan menerima ongkos, Didin malah lebih sering harus menyediakan suguhan kepada para tamu yang seperti ini. Namun dia tidak keberatan. Sebab, klien tipe seperti ini kebanyakan adalah mahasiswa dan teman-teman sendiri.
Ke depannya, Didin tidak berharap banyak dari bisnis yang semestinya sangat prospektif ini. Pria yang masih menjalani kuliah di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang ini, hanya berharap semakin banyak orang mencoba dan berani menggunakan antena buatan sendiri. Secara bisnis, Didin masih banyak menerima pendapatan dari penjualan antena orisinal. Apalagi perusahaan Lintas Langit yang dikelolanya juga menjadi reseller beberapa produk antena impor. Baik dari Eropa, Cina, ataupun Taiwan. Namun, nama Didin lebih dikenal sebagai perakit antena kaleng daripada sebagai reseller antena impor.
Didin juga melayani banyak permintaan pesanan dari luar kota, bahkan luar pulau. Saat diwawancarai, Didin tengah membuat beberapa antena kaleng pesanan dari pengguna di Pontianak dan Pekan Baru.
Bahkan di Malang, banyak warung Internet menggunakan antena kaleng buatan Didin untuk menghemat investasi perangkat. Warung Internet menggunakan antena kaleng untuk berhubungan dengan ISP, atau menghubungkan beberapa warung Internet dalam satu grup. Hampir semua ISP, memang tidak keberatan jika klien menggunakan antena kaleng. Sebab, yang terpenting adalah koneksinya, bukan fisiknya.
Namanya juga perakit antena, untuk suvenir sahabat pun Didin memberi sebuah antena kaleng buatannya sendiri. Berbeda dengan antena lain yang dibuat apa adanya, antena khusus hadiah ini diberi banyak polesan. Misalnya dilapisi antikarat, diberi tutup yang cantik, dan dudukan antena yang bagus. Tidak kalah kemasannya dengan antena biasa.
Jadi sekarang ada dua pilihan bagi kita. Membisniskan antena kaleng, atau menjadi penggunanya. Yang jelas, kita tahu sekarang, mengapa begitu banyak kaleng susu dan wafer di atas rumah tetangga.
CARA PEMBUATAN ANTENA KALENG
  1. Pertama, siapkan peralatan dan bahan-bahan. Mulai bor, penggaris, hingga kaleng bekas dengan profil dimensi yang sesuai. Dalam contoh yang diperagakan, digunakan kaleng bekas Quaker Outmeal. Kaleng ini setara dengan kaleng susu instan ukuran 400 gr, Twister Stick Snack, atau kaleng buah produk Cina.
    Kemudian, kaleng dibersihkan dan diratakan mulutnya agar tidak melukai tangan. Pastikan kaleng sudah bersih dan kering sebelum masuk ke tahap berikutnya.
  2. Dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan tinggi kaleng. Masukkan ukurannya dalam rumus untuk menentukan titik wave guide dan penguatannya. Rumus bisa dilihat di situs pada akhir artikel ini.
    Siapkan konektor N Female Panel Mount dan membuat wave guide sesuai hasil kalkulasi dimensi kaleng dan frekuensi yang telah diperoleh sebelumnya dari rumus.
  3. Ukur lokasi dari dasar kaleng dan bor titik wave guide. Kemudian buat lubang baut dudukan konektor N Female Panel Mount.
    Tahap berikutnya adalah perkabelan. Kupas inner tembaga kabel CNT/LMR-200 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk wave guide. Lanjutkan dengan menyambung kabel inner Wave Guide ke konektor N Female Panel Mount.
    Panjang kabel jumper adalah kelipatannya hasil yang diperolehdari rumus: berdasarkan rumus (3 x 108 (rambatan sinyal di udara)/frekuensi dalam khz) x 0,92 (koefisien kabel).
    Sedangkan loss akibat kabel dihitung berdasar situs www.swisswireless.org/wlan_calc_en.html.
  4. Pasang wave guide yang sudah tersolder di ke lubang di kaleng. Eratkan baut konektor ke kaleng. Jangan lupa untuk segera menutup dengan rubber silicon sebagai pelindung dari kebocoran air dan mencegah terjadinya karat pada konektor.
    Bor dasar kaleng untuk memasang clamp mounting ke tower atau dudukan antena. Solusi lain, bisa juga menggunakan besi plat untuk stang kaleng. Intinya, kaleng bisa ditempelkan kuat ke tower atau tiang tanpa kesulitan. Tentu saja, wave guide tidak boleh bergeser atau bergerak ke titik yang lain.
  5. Potong kabel RG-8 9913/CNT/LMR-400 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk jumper dengan panjang kelipatan 11,5 cm. Perhatikan situs referensi untuk melihat rumus perhitungan cable balancing.
    Pasangkan konektor N Male atau N Female ke jumper. Lalu lindungi sambungan konektor dengan rubber silicon.
    Setelah terpasang kuat, baru masuk tahap finishing, yakni pemasangan tutup depan kaleng. Tutup depan ini perlu diperhatikan bahannya, tidak dari bahan metal. Jadi bisa plastik atau PVC. Kemudian semua celah diberi silicon gel, untuk penahan air. Lalu dimulailah pengecatan bodi kaleng sesuai selera.
  6. Setelah terangkai semua dengan kuat dan enak dilihat, maka antena kaleng siap dipasang. Ada dua cara pemasangan antena kaleng ini. Keduanya tidak jauh berbeda dengan pemasangan antena wave LAN biasa. Kedua cara ini tergantung pada jenis perangkat radio yang digunakan.
    Ada perangkat yang langsung ke komputer, ada juga yang membutuhkan router. Setelah terpasang, uji coba antena dengan teknik War Driving. Teknik ini menggunakan software Site Survey seperti Netstumbler.
TENTANG LINTAS LANGIT
Nama Perusahaan : Lintas Langit
Nama Kontak : M. Shalahuddien (Didin, Pataka)
Telepon : 081555600895, (0341) 576210
Situs : www.lintaslangit.net
E-mail : pataka@lintaslangit.net
Usaha Utama : Internet Service Provider
Usaha Sampingan : Reseller produk-produk wireless
LEBIH LANJUT
Contoh :
http://www.turnpoint.net/wireless/cantennahowto.html
Dimensi kaleng:
http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2calc.php
Panduan modifikasi:
http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2.html
Tinggi wave guide:
http://www.csgnetwork.com/antennawncalc.html
Detail teori:
- http://flakey.info/antenna/waveguide
- http://www.lincomatic.com/wireless/index.html
Software Netstumbler:
http://www.netstumbler.com/downloads/
Software kalkulasi site survey:
http://www.cplus.org/rmw/w/english1.html
Referensi lain:
http://www.king.igs.net/~karc/projects/antenna.htm


Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Kantong Plastik Daur Ulang Berbahaya?

0 komentar

Sumber: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=14886


Akhir-akhir ini ramai dibicarakan bahayanya penggunaan kantong plastik (kresek) hitam untuk makanan. Terutama untuk membungkus makanan panas, seperti gorengan. Kalau kita membeli gorengan yang masih panas, biasanya oleh tukang gorengan cukup dikemas dalam kantong plastik hitam. Nah, kantong plastik hitam inilah yang kabarnya bisa menimbulkan kanker dan berbagai macam penyakit lain.

Informasi ini jadi heboh dimuat di mana-mana, karena ada pernyataan dari BPOM ke media massa , bahwa plastik hitam tersebut berbahaya untuk makanan. Karena kantong plastik hitam biasanya hasil dari daur ulang, dari plastik-plastik bekas/sampah  yang dikumpulkan pemulung dan diolah kembali menjadi kantong plastik. Untuk pengolahan ini digunakan zat-zat kimia , yang ketika bersentuhan dengan makanan - terutama panas - akan terurai dan bercampur dengan makanan tersebut. Tentu ini berbahaya, dan diperkirakan menyebabkan kanker.
Ya, memang sebenarnya plastik itu ada jenis-jenisnya. Ada yang khusus untuk makanan, seperti yang bisa kita temui di pembungkus roti, kue dsbnya. Tapi ada juga plastik yang memang tidak diperuntukkan makanan, seperti kantong plastik hitam ini. Kantong plastik warna hitam (maupun warna lain, bening, merah, hijau, dll) seharusnya hanya sebagai kantong barang-barang non makanan. Kalau kita membawa makanan, seperti gorengan misalnya, sebaiknya ditaruh di tempat khusus, baru dimasukan kantong plastik ini.
Benar juga informasi maupun tayangan di televisi, kalau kantong plastik warna hitam umumnya adalah hasil dari daur ulang plastik. Plastiknya bisa dari limbah/sampah yang dikumpulkan oleh pemulung, diserahkan ke pabrik dan diolah lagi menjadi kantong plastik. Ini sebenarnya justru menggalakkan program "recycle" atau lebih ramah lingkungan, karena kita mendaur ulang limbah plastik, alias mengurangi laju pertambahan limbah plastik.
Sayangnya, tadi pagi  (16/7) di TV7, ketika masalah kantong plastik hitam ini diulas, informasi yang diberikan kurang lengkap sehingga bisa menimbulkan salah paham. Ketika reporter TV7 ini mewawancarai orang-orang umum di jalan, didahului dengan penjelasan kalau plastik hitam ini berasal dari sampah, limbah rumah sakit, dll. Tentu saja responden yang ditanyai  ketika mendengar hal tersebut, jadi jijik dan enggan menggunakan kantong plastik hitam.
Di sinilah menurutku terjadi salah paham. Publik atau masyarakat  hanya menangkap kantong plastik hitam itu menjijikkan karena berasal dari sampah, limbah rumah sakit. Lalu seolah barang daur ulang adalah menjijikkan.  Padahal setelah diolah kembali dan diberi zat-zat kimia, tentu bakteri maupun kuman sudah mati. Publik tidak menangkap bahwa bahaya yang sebenarnya bukan dari bakteri atau kuman yang berasal dari sampah, tapi dari zat-zat kimia di plastik yang terurai karena panasnya makanan.


Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Daur ulang limbah minyak goreng menjadi bahan bakar bio diesel

0 komentar

Sumber: http://atanitokyo.blogspot.com/2008/03/daur-ulang-limbah-minyak-goreng-jadi.html

1. Pendahuluan

Limbah minyak goreng nabati yang dibuang dari industri pengolahan makanan dan pedagang makanan serta rumah tangga di Jepang diperkirakan 400.000 ton per tahun. Limbah minyak goreng yang dikeluarkan dari industri pengolahan makanan dan pedagang makanan dikumpulkan oleh perusahaan pengumpul. Limbah yang terkumpul ini kemudian didaur ulang menjadi sabun, cat dan pakan hewan. Waktu itu limbah minyak goreng di rumah tangga dibuang sebagai sampah umum, akan tetapi akhir-akhir ini telah terdapat kesadaran masyarakat Jepang akan pentingnya perlindungan lingkungan hidup, makna daur ulang dan pemanfaatan kembali sumber bahan alam. Pada saat ini telah berkembang pergerakan masyarakat untuk mendaur ulang limbah minyak goreng yang berasal dari rumah tangga menjadi Bio-diesel Fuel (BDF) atau bahan bakar bio-diesel.


Sebagai salah satu usaha pencegahan pemanasan bumi, penggunaan bahan bakar berbasis biomass telah dicanangkan di beberapa tahun terakhir sebagai isu penting. Penyebaran teknologi penggunaan bahan bakar minyak nabati akan meningkat pada tahun-tahun belakangan ini dan telah menjadi kenyataan dan akhirnya banyak memverifikasi teknologi maju ini dan memperkenalkannya secara luas. Dan juga dikembangkan emisi zero pada limbah makanan, hal ini akan membantu penurunan emisi CO2 atau karbon dioksida dan penanggulangan pemanasan bumi. Sementara ini banyak rujukan tentang kajian biomass dan bahan bakar bio-ethanol, penelitian ilmiah sosial pada bahan bakar bio-diesel telah digalakan di Jepang. Disini dibahas daur ulang limbah minyak goreng dan penggunaan bahan bakar bio-diesel dalam bidang pertanian dalam arti luas.

2. Pengumpulan minyak goreng bekas dari industri makanan

Pembuangan limbah minyak goreng sebagian besar berasal dari minyak goreng nabati, total limbah tersebut di Jepang diperkirakan sebanyak 410.000 ton per tahun. Kurang lebih sebanyak 260.000 ton berasal dari para pengelola atau pedagang makanan seperti pabrik makanan, restoran dan pabrik tahu, sedangkan separuh lainnya 250.000 ton berasal dari limbah rumah tangga. Limbah minyak goreng berasal dari pedagang makanan dikumpulkan oleh pedagang pengumpul minyak goreng bekas. Sementara yang beasal dari rumah tangga dikumpulkan sebagian dengan alasan peningkatan kesadaran lingkungan hidup, akan tetapi kebanyakan dari limbah tersebut telah memadat dan dibuang dengan cara yang sama seperti sampah dapur lainnya.

Limbah minyak goreng sebanyak 260.000 ton yang dikumpulkan dari pedagang makanan di daur ulang untuk bahan dasar sabun, pupuk, pakan hewan dan cat. Pada tahun 2002 sebanyak 20.000 ton limbah minyak goreng digunakan untuk membuat bahan bakar bio-diesel dan boiler dan sebanyak 400.000 ton digunakan sebagai bahan baku untuk industri sabun, minyak dan cat, dan sekitar 200.000 ton untuk pakan hewan. Pada tahun yang sama sekitar 10.000 ton limbah minyak goreng dari rumah tangga didaur ulang untuk tujuan industri dan pembuatan bahan bakar.

Dari beberapa daerah telah terjadi peningkatan kesadaran bersama dalam pengumpulan dan pendaur-ulangan limbah minyak goreng ini sehingga pada tahun 2006 telah meningkat menjadi 20.000 – 30.000 ton. Maka dari itu kemungkinan limbah minyak goreng yang dapat dikumpulkan menjadi 100.000 ton per tahun. Minyak ini dapat didaur ulang dengan memisahkan minyak hewani dan bahan tambahan lainnya dengan cara memanaskannya di sebuah oven reaktor untuk mendehidrasinya dan menambahkan methanol (methyl alcohol), sebagai katalis. Lalu akan diperoleh methyl ester dan gliserin.

3. Kegiatan percontohan di Kyoto

Kota Tokyo tempat dimana dilahirkannya Kyoto Protocol pada tahun 1997, telah bekerja meminimalkan turunan sampah dan mendaur ulang limbah minyak goreng melalui kerjasama antara pemerintah setempat dengan masyarakatnya. Pada bulan November 1996 “Kyoto Minicipal Council for Promotion of Garbage Reduction” telah didirikan oleh penduduk, pedagang, dan pemerintah setempat. Dengan menggerakan penduduk yang berdedikasi di berbagai daerah, pemerintah setempat telah mengumpulkan 13.000 liter limbah ninyak goreng dari rumah tangga dalam waktu setahun dan juga setiap tahun telah membeli limbah minyak goreng yang berasal dari pabrik pengolah makanan, restoran dsb sekitar 1.400.000.000 liter dari pedagang pengumpul. Kemudian Kyoto setiap tahunnya memproduksi bahan bakar bio-diesel berasal dari 1,5 juta liter limbah minyak goreng yang dikerjakan di tempat produksi bio-diesel berlokasi di Fushimi-ku, Kyoto. Kyoto menggunakan bahan bakar bio-diesel (kemurnian 100%) sebagai bahan bakar untuk 220 truk sampah. Pada bulan April 2000, telah dimulai penggunaan bahan bakar campuran 20% bakar bio-diesel untuk bahan bakar sekitar 80 bus kota. Menurut Bidang Perencanaan Daur Ulang, Biro Lingkungan Hidup, Pemerintah Derah Kyoto, tidak ada prefektur lain yang menggunakan bahan bakar bio-diesel sebanyak 300 kendaraan, Kota Kyoto merupakan kota yang paling banyak menggunakan bahan bakar bio-diesel di Jepang.

4. Penggunaan bahan bakar bio-diesel di pertanian dan perikanan

Penggunaan bahan bakar bio-diesel untuk kapal penangkap ikan, traktor pertanian, belum dilaksanakan secara besar-besaran. Beberapa telah dilaksanakan, sebagai contoh penggunaan bahan bakar bio-diesel oleh kapal penangkap ikan lokal “Kakezu-Maru", jaringan penangkap ikan yang dipunyai oleh Mr. Yosuke Matsuo, seorang anggota Koperasi Nelayan Kota Amino, Kyotango, Prefektur Kyoyo. Sejak Mei 2006, Mr. Matsuo telah mencoba menggunakan bahan bakar yang berasal dari limbah minyak goreng untuk kapalnya. Untuk wilayah ini kegiatan pengumpulan limbah minyak goreng telah dimulai. Dia penggerak kampanye lingkungan hidup di wilayahnya sebagai presiden “Council for Protection of Nakisuna ((Quartz sand) on the Kotohikihama Beach” di Amino-machi. Hal penting yang perlu dicatat bahwa bahan bakar bio-diesel merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang dapat membantu penurunan emisi karbon dioksida dan sulfur oksida. Maka dari itu Mr. Matsuo telah memutuskan untuk menggunakan bahan bakar tersebut untuk menggerakan mesin kapalnya. Kakezu-Maru biasa menempuh jarak antara Pelabuhan Ikan Asamogawa ke penempatan jaring ikan yang berjarak sekitar 1,5 km dari garis pantai. Dia juga dapat menggunakan bahan bakar bio-diesel sama seperti menggunakan bahan bakar umum sebelumnya.

Penggunaan bahan bakar bio-diesel untuk traktor pertanian dapat dilihat pada projek “Nanohana Eco-life Network” di Shin Aashi dan Aito, Prefektur Shiga dan juga di Yokohama, Prefektur Aomori, Kanayama, Prefektur Yamagata dan Kita, Prefektur Akita. Di daerah tersebut bahan bakar Bio-diesel diproduksi menggunakan minyak bijian dan limbah minyak goreng.

5. Promosi bahan bakar bio-diesel

Sangat perlu pulikasi penggunaan bio-diesel kepada masyarakat sebagai bahan pendidikan tentang makanan, bidang pertanian, dan masalah lingkungan hidup yang akan berguna untuk keselamatan manusia dan kelestarian sumber alam di bumi. Pengembangan metoda daur ulang dan sistem sosial lingkungan hidup yang berkelanjutan akan menyumbangkan penurunan emisi karbon dioksida dan pencegahan pemanasan bumi. Yang diperlukan pertama kali adalah menarik perhatian pemerintah pusat dan daerah, sekolah dan persatuan orang tua murid, masyarakat pertanian dan perikanan, koperasi konsumen dan penduduk dalam membangun sistem sosial untuk penggunaan limbah minyak goreng.

Praktek yang menarik dalam rangka penggunaan limbah minyak goreng :
1) Kegiatan yang dilakukan oleh NPO, pengumpul limbah minyak goreng di Sumida-ku, Tokyo dengan cara membuat kupon yang dapat ditukar dengan tanaman untuk ditanam di hutan Prefektur Fukushima. Metode ini dapat dipraktekan untuk mengumpulkan limbah minyak goreng untuk dijadikan bahan bakar bio-diesel yang digunakan pada kegiatan pertanian dan perikanan.
2) "Kupon sayur-sayuran atau beras" dan "Kupon ikan" yang diberikan kepada mereka yang menyetorkan limbah minyak goreng, dengan kupon yang terkumpul dapat ditukarkan dengan sayur-sayuran, beras dan ikan dari koperasi pertanian dan perikanan setempat.

Penggunaan limbah minyak goreng dalam bidang pertanian dan perikanan menghadapi masalah tingginya biaya pengumpulan dan pemurnian. Sehingga perlu dukungan politik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pejabat berwenang yang lain. Di Jepang tidak ada subsidi harga bahan bakar yang diberikan kepada petani dan nelayan. Kebijakan baru untuk memberikan subsidi pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan untuk biaya pengumpulan dan pemurnian limbah minyak diperlukan adanya peraturan pemerintah untuk penurunan emisi CO2 dan perlindungan lingkungan hidup secara global. Usaha bidang perikanan sangat membantu perokonomian regional sehingga pemerintah daerah sangat diharapkan membantu dan mendukung kegiatan-kegiatan pusat pemrosesan perikanan yang terdapat di wilayah prefekturnya.

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

20 Agustus 2009

Sampah, Emas yang Terlupakan

0 komentar

Sumber: http://www.forum-gsmrepair.com/archive/index.php/t-509.html

Indonesia tidak akan kekurangan sampah, sebab menurut World Bank, volume sampah di wilayah perkotaan seluruh Indonesia mencapai 10 juta ton yang akan menghasilkan 404 juta m3 potensi emisi gas metana per tahun atau kurang lebih setara Rp 118 miliar.
KESAN sampah adalah kotor, bau. dan berpotensi menimbulkan penyakit. Lokasi pembuangan yang kumuh, mencemari lingkungan, sehingga harus jauh dari permukiman. Sampah juga dianggap tak punya nilai ekonomis, dan justru untuk membuangnya, warga harus mengeluarkan iuran atau retribusi, mulai Rp 10.000 per bulan untuk perumahan kelas ekonomi sampai tarif yang ratusan ribu untuk perumahan elite di kota-kota besar.

Bahkan, pemerintah melalui UU No18 tahun 2007 tentang Biaya Pengelolaan Sampah menjadi tanggungan pemerintah atau pemda yang dialokasi dalam APBN serta APBD. Tahun 2007 anggaran APBD untuk pengelolaan sampah kota-kota di Jawa Timur mencapai Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar, rata-rata mencapai 0,33 persen dari APBD.

Sampah sering sebagai pelabelan negatif seperti di atas, bahkan untuk menganalogikan individu yang membuat onar atau kekacauan di masyarakat, dengan menyebutnya sampah masyarakat, sehingga seolah-olah sampah menjadi barang “haram dan najis”, yang hanya menimbulkan kerugian manusia.

Citra yang sedemikian parah, ternyata tidak terjadi di Bekasi dan Bali. Pemkot Bekasi berhasil menempatkan sampah menjadi barang produktif dan memiliki kemanfaatan cukup besar bagi warganya. Mereka berhasil mengolah sampah menjadi komoditas yang layak jual.

Majalah Gatra edisi September 2008 menulis, Pemkot Bekasi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Belanda yang sepakat membeli Rp 600.000 ton CER (certified emission reduction) sampai tahun 2019. Proyek ini sebagai realisasi dari amanat Protokol Kyoto dalam upaya mengurangi global warming.

Pemkot Bekasi menjalankan proyek CDM (clean development mechanism) dengan membakar gas metana (CH4) yang dihasilkan dari gunungan sampah dengan mendirikan instalasi pembakaran gas (landfit gas flaring) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu Bekasi yang bekerjasama dengan PT Gikoko Kogya Indonesia.

Teknisnya juga tidak terlalu rumit, hanya mengondisikan sampah dalam tumpukan sekitar 10 meter dan kemudian ditutup dengan plastik tebal, yang kemudian ditancapi pipa-pipa sebagai penyalur gas metana, yang dilengkapi kipas penyedot dan kemudian dialirkan ke tabung sekitar 5 meter untuk dibakar.

Gas metana terbentuk secara alamiah, akibat dari proses pembusukan dan penguraian dan termasuk klasifikasi gas rumah kaca yang 21 kali lebih kuat dibandingkan karbondioksida (CO2) dan di TPA mengandung 60 persen gas metana dan sisanya CO2. Yang lebih menggembirakan, Pemkot Bekasi sampai kekurangan stok sampah dan harus ekspansi sampah ke Bogor, sehingga volume sampah di Bogor bisa berkurang.

Dari hasil kerja sama ini, Pemkot Bekasi mendapat bagian 17 persen, yang 10 persen untuk biaya pengembangan persampahan dan 7 persen untuk masyarakat pemulung, termasuk juga untuk pembangunan infrastruktur sosial, misalnya sekolah.

Indonesia tidak akan kekurangan sampah, sebab menurut World Bank, volume sampah di wilayah perkotaan seluruh Indonesia mencapai 10 juta ton yang akan menghasilkan 404 juta m3 potensi emisi gas metana per tahun atau kurang lebih setara Rp 118 miliar. Kalau potensi itu diubah menjadi energi listrik dapat menghasilkan daya sekitar 79 Megawatt.

Jika di Bekasi masih dalam tahap rencana untuk pembangkit tenaga listrik, di TPA Suwung Bali sudah terealisasi. Dengan memanfaatkan potensi sampah sekitar 800 ton, TPA ini menerapkan teknik pengolahan sampah model Galfad (gasification landfill gas and anaerobic digestion), yang diklaim menjadi metode pertama dalam pengolahan sampah menjadi energi listrik. Gas metana di Bali ini juga disedot dan di salurkan ke dalam generator dan nantinya mampu menghasilkan listrik 106 Megawatt.

Potensi Jawa Timur
Prof Dr Yulinah Trihadiningrum MappSc (Guru besar bidang Ilmu Pengolahan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Teknik Lingkungan ITS) pernah mengungkapkan, di Surabaya potensi sampah basar yang dihasilkan 1.251,4 ton.

Sedangkan Imam Utomo (mantan Gubernur Jatim) pada tahun 2004 lalu juga mewacanakan membentuk tim pengolahan di beberapa daerah di Jatim, di antaranya Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Kota Surabaya dan Kota Malang, karena potensi sampah yang bisa dihasilkan sebesar 2 .000 ton per hari. Jika potensi sampah di kota-kabupaten se-Jawa Timur diakumulasikan, maka bukan tidak mungkin Provinsi Jawa Timur dapat memiliki pembangkit listrik baru.

Pemkot Malang telah mulai merintis kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan Pemerintah Belanda untuk mengkaji dan mengolah sampah yang ada di Malang Raya, sangat mungkin untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.

Sebab data Djojonegoro (1992) dan Wibawa (1996) menyebutkan bahwa penggunaan minyak bumi, termasuk solar atau minyak diesel sebagai bahan bakar produksi energi listrik kedepan akan semakin berkurang dan sebaliknya pemanfaatan sumber-sumber daya energi baru dan terbarukan, misalnya air, matahari, angin dan biomas mengalami peningkatan yang cukup tajam.

Misalnya, penggunaan biomas yang menghasilkan 270 Megawatt tahun 1990, meningkat menjadi 290 Megawatt pada 2000 dan tahun 2010 diprediksi menjadi 460 Megawatt, sedangkan penggunaan minyak menghasilkan 2.210 Megawatt tahun 1990, kemudian turun menjadi 1.950 Megawatt tahun 2000 dan diprediksi turun drastis menjadi 320 Megawatt pada tahun 2010.

Bukan sebuah utopis, jika Indonesia akan terlepas dari belitan krisis energi yang membuat listrik sering byar pet jika potensi sebagaimana contoh di atas bisa dioptimalkan.

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Teknologi Pengolahan Sampah

0 komentar

Sumber: http://onlinebuku.com/category/lingkungan/

Sampah itu sumber uang. Tetapi caranya bagaimana? Tentu saja, tidak sulit melakukannya. Pada posting ini akan menjelaskan bagai sebuah daerah sebut saja Cilandak mengelola sampahnya dan bisa menghasilkan uang. Warga Cilandak sudah membuktikan hal itu, meskipun dengan teknologi yang sederhana. Sebut saja seorang warganya bernama Mardian (50), warga RT 03/RW 08 Kecamatan Cilandak Timur, Jakarta Selatan misalnya, telah membuktikan betapa bermanfaatnya sampah yang umumnya dianggap sebagai barang tak berharga itu. Mardian bersama warga lainnya tidak membuang sampah produksi dari rumah mereka masing-masing.

Kecuali sampah plastik dan besi, sampah yang biasanya dibakar, dibuang ke sungai atau ke tempat penampungan sampah, kini dikumpulkan. Sisa potongan sayur atau daun pohon pelindung yang jatuh berserakan di halaman rumah, tidak lagi dibuang.

Mardian menuturkan, tiap hari warga setempat secara sukarela mengumpulkan sampah rumah tangga, lalu ditampung di sebuah tong pengolahan sampah. Tong sampah tersebut terbuat dari drum bekas yang dilubangi dan bisa dibuka atau ditutup sesuai keperluan.

Tong sampah yang kapasitasnya satu meter kubik itu dipasang melintang di antara dua tiang paralel setinggi satu meter, serta dilengkapi alat pemutar. Setelah tong itu penuh sampah, kemudian disiram effective microorganism (EM) 4, sejenis bakteri pengurai.

Bahan tersebut dengan mudah didapat di apotek atau toko obat. EM dicampur dengan sedikit air lalu dimasukkan ke dalam tumpukan sampah di tong. Supaya campurannya bisa rata, tong sampah tersebut diputar seperlunya, lalu didiamkan.

Tong sampah dalam keadaan tertutup didiamkan selama 12 hari sampai 14 hari agar bisa terurai menjadi sampah organik. Setelah itu, tong sampah dibuka dan sampah yang tadinya berupa daun-daunan atau kertas, sudah berubah menjadi pupuk organik yang digunakan untuk menyuburkan tanaman.

Kalau mau langsung digunakan untuk tanaman di rumah, pupuk organik tersebut bisa langsung digunakan. Tetapi, jika jumlahnya cukup banyak dan bisa dijual, dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik atau karung.

“Untuk sementara, kami baru menggunakan pupuk hasil pengolahan sampah ini untuk tanaman di pot-pot bunga di rumah masing-masing. Rencananya, kalau produksinya sudah banyak, akan kami jual ke masyarakat sekitar”, tutur Mardian.

Dia mengakui, teknologi tepat guna pengolahan sampah tersebut adalah hasil pembinaan dari PT Elnusa Group bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Trisakti. Untuk tahap awal, ada empat tong ajaib pengolah sampah. Masing-masing satu buah tong ditempatkan di RT 02 dan RT 04, dua lainnya di RT 03.

Kesadaran Lingkungan

Vice President Corporate Secretary PT Elnusa Group, Haris Syahrudin, yang ikut menyaksikan cara kerja tong ajaib pengolah sampah tersebut belum lama ini menjelaskan, teknologi tepat guna pengolahan sampah itu adalah bagian dari program pengembangan kemandirian masyarakat (P2KM). Program ini merupakan implementasi dari community development (CD).

”Selain membina warga kurang mampu di sekitar PT Elnusa dari segi ekonomi dan sosial, kita juga melakukan pembinaan untuk kelestarian lingkungan. Penerapan tekonologi pengolahan sampah yang bekerja sama dengan Universitas Trisakti ini adalah upaya membina kesadaran lingkungan warga,” tuturnya.

P2KM dari PT Elnusa kata dia, memang tidak berdiri sendiri. Selain diharapkan bisa mandiri secara ekonomi melalui pemberian dana bergulir untuk kegiatan usaha, P2KM juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan, bahkan diharapkan pula di antara peserta P2KM tumbuh rasa kesetiakawanan sosial.

Ditambahkan, meskipun program pengolahan sampah itu menyangkut aspek lingkungan, tetapi diharapkan pula ada efek ekonominya.

Misalnya, jika program pengolahan sampah itu berjalan lancar, warga bisa menghasilkan uang dari hasil penjualan pupuk organik dari sampah rumah tangga tersebut.

Rencananya, pupuk organik hasil pengolahan sampah warga ini akan dibeli koperasi PT Elnusa dan selanjutnya dijual untuk keperluan pupuk di taman perusahaan. Bahkan, pupuk produksi warga itu dapat dijual kepada karyawan PT Elnusa untuk keperluan di rumah masing-masing.

Teknologi pengolahan sampah ala warga Cilandak di sekitar PT Elnusa tersebut, memang sederhana, tetapi manfaatnya sangat besar. Dengan tong ajaib itu, warga bisa merawat lingkungannya dari kepungan sampah, sekaligus bisa menghasilkan uang.

Walaupun sederhana, teknologi tepat guna tersebut patut dipertimbangkan warga lainnya, khususnya di daerah perkotaan atau kompleks perumahan, yang pusing mengurus sampah.

Bahkan, pemerintah daerah atau kota bisa memikirkan pola penanganan sampah ala Cilandak tersebut. Siapa mau mencoba?

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Pemanfaatan Limbah Hutan Menjadi Sebuah Produk Mulsa Organik

0 komentar

Sumber: http://onlinebuku.com/2009/02/01/pemanfaatan-limbah-hutan-menjadi-sebuah-produk-mulsa-organik/


Di bidang pertanian di hutan dan lahan terdegradasi, banyak dijumpai limbah hutan berupa bagian pohon/tumbuhan sisa hasil pemanenan hutan. Limbah ini sebagian masih layak dimanfaatkan seperti untuk arang maupun produk-produk olahan yang lain berupa balok atau papan. Sedangkan ranting-ranting dan serasah seringkali diabaikan pemanfaatannya, padahal bagian-bagian ini masih dapat dimanfaatkan khususnya dalam upaya konservasi tanah dan air dengan menerapkan teknik mulsa vertikal. Teknik mulsa vertikal adalah pemanfaatan limbah hutan, baik yang berasal dari serasah gulma, cabang, ranting, batang maupun daun-daun bekas tebangan dengan memasukkannya ke dalam saluran atau alur yang dibuat menurut kontur pada bidang tanah yang diusahakan. Penerapan mulsa vertikal pada dasarnya selalu dikombinasikan dengan pembuatan guludan. Secara ekologis teknik ini terbukti dapat menurunkan laju aliran permukaan, erosi, dan kehilangan unsur hara. Namun demikian konsekuensinya adalah diperlukan biaya dalam penerapan teknik ini.

TEKNIK MULSA VERTIKAL

Konservasi tanah dan air merupakan upaya menempatkan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 1986). Salah satu teknik konservasi tanah dan air adalah teknik mulsa vertikal. Teknik mulsa vertikal adalah pemanfaatan limbah hutan yang berasal dari bagian tumbuhan atau pohon seperti serasah, gulma, cabang, ranting, batang maupun daun-daun bekas tebangan dengan cara memasukkannya ke dalam saluran atau alur yang dibuat menurut kontur pada bidang tanah yang diusahakan (Pratiwi, 2005). Penerapan mulsa vertikal pada dasarnya selalu dikombinasikan dengan pembuatan guludan.

A. Penempatan Saluran

Teknik mulsa vertikal dapat dilakukan di lahan yang baru dibuka dengan tanaman sampai berumur 3 tahun maupun di hutan tanaman dengan tanaman utama yang telah membentuk tajuk (Pratiwi 2000 dan 2001). Perbedaannya adalah, di lahan yang baru dibuka mulsa vertikal ditempatkan pada saluran dengan jarak antara 5-6 meter pada lahan dengan kelerengan >15o atau dengan jarak antara saluran 10-20 meter pada lahan dengan kelerengan <15o (Tabel 1). Sedangkan di hutan tanaman, mulsa vertikal ditempatkan di bagian hilir individu tanaman (Gambar 1 dan 2).

B. Pembuatan Saluran

Pembuatan saluran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Saluran ditempatkan di antara pohon dengan jarak 10-20 m (kelerengan <> 6 meter (kelerengan >15o) (untuk areal baru dibuka) atau di bagian hilir individu tanaman (jika tanaman telah bertajuk).

2. Tanah digali pada jalur saluran tersebut dengan kedalaman 40-80 cm dan lebar 20-100 cm, tergantung jumlah limbah yang tersedia.

3. Tanah hasil galian dibuat guludan di bagian hulu di sepanjang saluran (jika

kemiringan lahan > 15o) atau diletakkan di bagian hilir di sepanjang saluran

(jika kemiringan <>

4. Limbah dimasukan ke dalam saluran yang telah dibuat tersebut.

C. Bahan dan biaya yang diperlukan

Dari segi biaya, berdasarkan kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk merehabilitasi hutan seluas 1 hektar dengan menggunakan teknik mulsa vertical dengan jarak antara saluran 6 meter adalah sebesar Rp 400.000,-/ha. Sedangkan untuk mulsa vertikal yang diletakkan di bagian hilir individu tanaman diperlukan biaya sebesar Rp 600.000,-/ha. Limbah hutan dalam keadaan basah yang diperlukan untuk penerapan mulsa vertikal dengan jarak antara saluran 6 meter dan mulsa vertikal yang diletakkan di bagian hilir individu tanaman untuk areal seluas 1 ha diperlukan masing-masing 250 kwintal dan 112,5 kwintal.

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Daur Ulang Limbah Oil Sludge

0 komentar

Sumber: http://onlinebuku.com/2009/03/18/daur-ulang-limbah-oil-slude/

Limbah dari proses penyulingan minyak mentah dalam industri perminyakan sangatlah komplex. Limbah yang dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah dapat diklasifikasikan sebagai limbah gas, cair, dan padat. Kandungan gas yang terkandung dalam limbah tersebut seperti, volatile hydrokarbon, CO, Nox, dan Sox dapat mencemari lingkungan dan sangat berbahaya bagi lingkungan dan berbahaya bagi manusia.

Limbah cair dari hasil sisa proses penyulingan umumnya mempunyai kandungan minyak, bahan kimia, timbal, sulphide, phenol, dan chloride yang merupakan limbah beracun. Limbah padat yang dihasilkan dari proses penyulingan minyak disebut oil slude. Oksidasi proses yang terjadi akibat kontak antara minyak, udara dan air menimbulkan adanya sedimentasi pada dasar tangki penyimpanan, endapan ini adalah oil sludge. Oil sludge terdiri dari, minyak (hydrocarbon), air, abu, karat tangki, pasir, dan bahan kimia lainnya. Kandungan dari hydrocarbon antara lain benzene, toluene, ethylbenzene, xylenes, dan logam berat seperti timbal (Pb) pada oil sludge merupakan limbah B3 yang dalam pengelolaannya harus mengacu pada peraturan pemerintah no. 18 tahun 1999, dimana limbah B3 harus diproses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 menjadi tidak beracun dan berbahaya, karna itu harus ada aplikasikan teknik pengolahan limbah atau daur ulang yang tepat dan murah untuk menangani masalah limbah oil slude tersebut

Pemanfaatan plasma dengan suhu tinggi (thermal plasma) adalah suatu aplikasi teknik pengolahan limbah yang tepat untuk mengatasi limbah oil slude. Thermal plasma adalah gas yang terionisasi (ionized gas), dengan suhu tinggi diatas 10.000 û. Thermal plasma dapat dibuat dengan electric arc, yang terbentuk diantara dua elektroda, dalam sebuah alat yang disebut plasma torch. Dengan memasukkan gas seperti, udara, argon, nitrogen, steam dan lain sebagainya kedalam plasma torch, atom atau molekul gas akan bertumbukan dengan elektron yang terbentuk dalam electric arc. Panas yang dihasilkan dari proses ini adalah panas dan gas yang dapat terionisasi sehingga akan memproduksi plasma dengan temperatur yang sangat tinggi. Plasma yang bertemperatur tinggi tersebut dapat dihasilkan untuk mendaur ulang limbah oil slude. Dengan plasma ini senyawa organik yang terkandung dalam oil slude dapat diuapkan, dan nantinya senyawa organik yang menguap tadi dapat dibentuk kembali dalam bentuk minyak yang dapat dimanfaatkam kembali.

Temperatur yang baik untuk penguapan senyawa hidrokarbon dalam oil slude ini antara 800 sampai 1200 derajat C. Kondisi dalam reaktor proses dikondisikan agar tidak terjadi proses oksidasi pada material hydrocarbon dan dapat mendukung proses pembentukan minyak pada condensator. Residu yang dihasilkan dari proses ini akan bebas dari kandungan hydrocarbon, dan siap untuk dibuang ke TPA dengan aman sehingga tidak mengganggu manusia dan lingkungan sekitar. plasma proses akan lebih efektif jika diaplikasikan pada limbah oil sludge yang memiliki kandungan hydrocarbon di atas 10%. Selanjutnya, kandungan hydrocarbon pada residu yang dihasilkan berkisar dibawah 0.01% dari total hydrocarbon. Dengan menerapkan plasma proses pada limbah oil sludge maka pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat dapat dihindari dan oil sludge dapat didaur ulang lagi menjadi minyak yang dapat dimanfaatkan lagi.

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Kertas Cantik dari Sampah Kantor

0 komentar

Sumber: http://onlinebuku.com/2009/04/01/kertas-cantik-dari-sampah-kantor/

Penggunaan kertas di perkantoran dan sekolah masih sangat tinggi karena belum ada barang lain yang dapat menggantikan fungsi kertas. Kertas-kertas yang telah digunakan untuk menulis, mencetak, dan menggambar biasanya dibuang menjadi sampah. Disebut sampah karena nilai dari kertas tersebut berkurang karena sudah menjadi kotor, terisi tulisan atau gambar lain, dan sudah tidak dapat digunakan. Penggunaan kertas dapat dikurangi dengan cara menggunkan kertas secara efisien, seperti mencetak secara bulak-balik pada kertas dengan jenis huruf, besar huruf, dan besar spasi yang sudah disesuaikan agar mendapatkan penggunaan kertas yang maksimal. Walaupun penggunaan kertas telah dikelola secara efisien, perkantoran, sekolah dan lainnya tetap menghasilkan sampah kertas yang sangat besar. Perlu diingat bahwa sampah kertas menjadi urutan kedua setelah sampah organik.

Karena itu daur ulang sampah kertas ini sangat dibutuhkan untuk menambah nilai dan daya guna kertas itu sendiri. Kertas yang di daur ulang biasanya menjadi bahan kerajinan tangan. berikut bahan yang digunakan untuk membuat kertas daur ulang.

1. KERTAS BEKAS

Setiap jenis kertas dipilah-pilahberdasarkan jenisnya masing-masing, kertas Koran, kertas HVS, karton hingga kertas warna warni.

2. PEWARNA ALAM

- Kunyit, jika diparut dan diperas sarinya akan menghasilkan warna kuning

- Kulit bawang, jika direbus akan menghasilkan warna coklat

- Pandan suji, jika ditumbuk dan diperas airnya dapat menghasilkan warna hijau pekat

- Pandan wangi, jika direbus dan ditumbuk lalu diperas airnya dapat menghasilkan warna hijau muda, sekaligus aroma wangi

- Kesumba (bixa), jika bijinya direndam dan diremas atau direbus dapatmenghasilkan warna oranye

- Serutan kayu nangka. Jika direbus akan menghasilkan warna kuning

- Sirih, jika ditumbuk dan dicampur dengan kapur akan menghasilkan warna merah kecoklatan

- Daun pisang kering, jika dibakar, abunya dapat menghasilkan warna coklat keabu-abuan

- Rumput putri malu (Mimosa sp) jika direbus akan menghasilkan warna lembayung

3. LEM KAYU

Pembuatan kertas daur ulang ini tidak memerlukan bahan lain yang berharga mahal. Dapat dilihat di atas bahwa bahan pewarna yang digunakan adalah pewarna-pewarna alami yang harganya murah bahkan bisa didapatkan secara cuma-cuma. Untuk biaya penggunaan energi yang digunakan adalah biaya listrik untuk blender pada saat membuat kertas bekas menjadi bubur kertas (pulp) dan biaya penggunaan air bila air di rumah kita menggunakan air ledeng menggunakan pompa air. Pengeringan dilakukan pada saat matahari terik sehingga tidak memerlukan biaya. Bila memperhitungkan secara kasar pembuatan kertas daur ulang tersebut memerlukan biaya sebesar Rp.800, - dan biasanya toko-toko yang handicraft menjual hasil karya mereka dengan harga yang cukup tinggi sekitar Rp. 1500,- sampai Rp. 2000, - mungkin ini disebabkan pembuatan kertas daur ulang yang cukup memakan waktu.

Selain menambah pemasukan pengolahan kertas daur ulang ini memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar kita karena sampah kertas berkurang dan pengolahannya tidak menimbulkan sampah dan limbah lain yang membahayakan lingkungan. Pengolahan kertas skala kecil ini membantu berkurangnya sampah secara berkala walaupun tiap industri tidak memerlukan sampah kertas yang banyak, penggunaan kertas yang berasal dari kayu murni untuk kerajinan tangan pun berkurang secara drastic karena kertas daur ulang ini lebih menarik daripada kertas yang terbuat dari kayu murni.

Kertas daur ulang ini digunakan untuk kerajina tangan karena kertas daur ulang jenis ini ternyata sulit untuk menyerap tinta, karena itu penggunaan kertas daur ulang berskala kecil hanya bisa digunakan sebagai kerajinan tangan saja. Tetapi nilai jual kertas daur ulang ini lebih tinggi daripada kertas untuk menulis karena keindahan dari serat, warna, dan nilai seninya.


Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Kebutuhan Air Minum Bersih

0 komentar

Sumber: http://onlinebuku.com/2009/05/12/kebutuhan-air-minum-bersih/

Permintaan konsumen dikenal istilah substitusi. Dimana analisis indiferensi bertanya tentang efek substitusi, yakni apabila harga suatu barang atau jasa meningkat maka konsumen akan cenderung mengganti barang atau jasa yang mahal dengan barang atau jasa yang lebih murah namun efektif. Misalnya “Air Mineral AQUA” (bukan promosi). Diterimanya AQUA oleh masyarakat luas dan wilayah penjualan yang telah menjangkau seluruh pelosok Indonesia, maka Aqua harus segera meningkatkan kapasitas produksinya.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat itu, lisensi untuk memproduksi AQUA diberikan kepada PT Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984 dan Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang sama juga diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Pemberian lisensi ini disertai dengan kewajiban penerapan standar produksi dan pengendalian mutu yang prima. Upaya ekspor dirintis sejak medio 1987 dan terus berjalan baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Total kapasitas produksi dar seluruh pabrik AQUA pada saat ini adalah 1,665 milyar liter per tahun.

Karena Aqua merupakan faktor utama pelopor air minuman yang ada di Indonesia, jadi minuman ini memiliki harga istimewa dipasaran. Peringkat 1 harga minuman yang paling tinggi dibandingkan merek-merek minuman lain seperti ron 88, al-maso’em, dll. Padahal Belakangan ini kita mungkin sudah mendengar mengenai isu maraknya AQUA palsu, seperti di bagian bawah galon muncul gumpalan warna hijau seperti lumut. Keruh sekali dan menjijikkan. Padahal masih ada beberapa galon Aqua yang isinya jernih. Padahal Aqua sudah punya nama. Katanya, Aqua jernih, segar dan selalu terjamin mutunya. Sebagai bahan untuk diketahui, penutup galon tersebut juga ada tulisannya Aqua. Di bagian tutup juga disegel pakai plastik warna biru tua bertuliskan Aqua. Hanya saja, plastik segel itu tidak rapi dan sudah sobek-sobek. Dengan demikian harga yang mahal belum tentu kita mendapat kepuasan, setidaknya kita harus tetap hati-hati dalam membeli barang.Kalau misalnya produsen minuman kemasan ini tidak bertanggungjawab mengenai masalah ini, lambat laun konsumen akan berpindah ke depot minuman lain yang lebih murah.


Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

Teknik Penanganan Limbah WASTE TO PRODUCT

0 komentar

Sumber: http://onlinebuku.com/2009/07/15/teknik-penanganan-limbah-waste-to-product/

Sebuah Definisi

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood).

Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama “udang”. Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan

Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Upafilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Upaordo : Pleocyemata
Infraordo : Caridea

a. Kurang nilai jual

Limbah udang jika tidak ditangani secara tepat, akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, karena selama ini pemanfaatan limbah cangkang udang hanya terbatas untuk pakan ternak saja seperti itik dan tidak memiliki nilai jual yang tinggi, bahkan sering dibiarkan membusuk.

b. Bahan baku

Mengubah limbah - Proses mengubah limbah kulit udang menjadi khitin dan khitosan, Cangkang udang mengandung zat khitin sekitar 99,1 persen.

c. Produk baru

Jika diproses lebih lanjut dengan melalui beberapa tahap, akan dihasilkan khitosan akan dihasilkan khitosan

2. Reduce, recycle dan reuse

Udang adalah komoditas andalan dari sektor perikanan yang umumnya diekspor dalam bentuk beku. Potensi produksi udang di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Selama ini potensi udang Indonesia rata-rata meningkat sebesar 7,4 persen per tahun. Data tahun 2001, potensi udang nasional mencapai 633.681 ton. Dengan asumsi laju peningkatan tersebut tetap, maka pada tahun 2004 potensi udang diperkirakan sebesar 785.025 ton. Dari proses pembekuan udang untuk ekspor, 60-70 persen dari berat udang menjadi limbah (bagian kulit dan kepala) sehingga diperkirakan akan dihasilkan limbah udang sebesar 510.266 ton.

limbah cangkang udang jika tidak diolah atau tidak diubah menjadi produk baru maka akan merugikan karena selama ini pemanfaatan limbah cangkang udang hanya terbatas untuk pakan ternak saja seperti itik, bahkan sering dibiarkan membusuk. Limbah cangkang udang, jika tidak ditangani secara tepat, akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Maka limbah tersebut dapat diolah menjadi Produk bernilai ekonomi tinggi itu bisa dimanfaatkan sebagai obat antikolesterol, obat pelangsing tubuh, perban penghenti perdarahan, dan bahan kaus yang mampu menyerap keringat yang dapat bermanfaat. Proses dihasikkan dihasilkan khitosan yaitu :

1. Dimineralisasi

Limbah cangkang udang dicuci dengan air mengalir, dikeringkan di bawah sinar Matahari sampai kering, lalu digiling sampai menjadi serbuk ukuran 40-60 mesh. Kemudian dicampur asam klorida 1,25 N dengan perbandingan 10:1 untuk pelarut dibanding kulit udang, lalu dipanaskan pada suhu 90°C selama satu jam. Residu berupa padatan dicuci dengan air sampai pH netral dan selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 80°C selama 24 jam.

2. Deproteinisasi

Limbah udang yang telah dimineralisasi kemudian dicampur dengan larutan sodium hidroksida 3,5 persen dengan perbandingan antara pelarut dan cangkang udang 6:1. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 90°C selama satu jam. Larutan lalu disaring dan didinginkan sehingga diperoleh residu padatan yang kemudian dicuci dengan air sampai pH netral dan dikeringkan pada suhu 80°C selama 24 jam.

3. Deasetilisasi khitin menjadi khitosan

Khitosan dibuat dengan menambahkan sodium hidroksida (60 persen) dengan perbandingan 20:1 (pelarut dibanding khitin), lalu dipanaskan selama 90 menit dengan suhu 140°C. Larutan kemudian disaring untuk mendapatkan residu berupa padatan, lalu dilakukan pencucian dengan air sampai pH netral, kemudian dikeringkan dengan oven suhu 70°C selama 24 jam.

Khitosan memiliki sifat larut dalam suatu larutan asam organik, tetapi tidak larut dalam pelarut organik lainnya seperti dimetil sulfoksida dan juga tidak larut pada pH 6,5. Sedangkan pelarut khitosan yang baik adalah asam asetat.

Pada saat ini khitosan banyak dimanfaatkan dalam bidang industri, perikanan, dan kesehatan di luar negeri, seperti untuk bahan pelapis, perekat, penstabil, serta sebagai polimer dalam bidang teknologi polimer.Setelah khitosan diperoleh, pada dasarnya semua metode pengawetan kayu, yaitu metode pengawetan tanpa tekanan, metode pengawetan dengan tekanan, metode difusi, dan sap replacement method, bisa dipakai.Aplikasi khitosan sebagai bahan pengawet kayu terbukti efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pelapuk kayu dan beberapa jenis jamur lain, seperti Fusarium oxysporum dan Rhizoctania solani, serta meningkatkan derajat proteksi kayu terhadap rayap kayu kering dan rayap tanah. Bahkan, kayu yang diawetkan dengan khitosan dengan metode perendaman teksturnya menjadi lebih halus.Ini sesuai dengan sifat khitosan yang dapat membentuk lapisan film yang licin dan transparan. Hal tersebut menunjukkan bahwa khitosan memiliki potensi sebagah bahan finishing yang mampu meningkatkan tekstur permukaan kayu. Untuk kayu-kayu berwarna terang, seperti nyatoh kuning, sengon, ramin, dan pinus, pengawetan dengan khitosan dapat meningkatkan penampilan kayu dalam hal warna kayu menjadi lebih terang. Perubahan warna tersebut disebabkan oleh zat warna karotenoid yang terdapat pada udang. Namun, untuk mendapatkan hasil yang bagus, dalam proses pengawetan harus diperhatikan mengenai kondisi kayu, metode pengawetan, jenis bahan pengawet, perlakuan sebelum pengawetan terhadap kayu, dan konsentrasi bahan pengawet.

3. Biaya

a. Langsung

Dalam pengolahan produk baru tersebut dengan Dimineralisasi, Deproteinisasi Deasetilisasi khitin menjadi khitosan memerlukan peralatan yang cukup mahal, dan memerlukan bahan-bahan kimia yang tidak sedikit biayanya untuk mengolah limbah tersebu

b. Tak langsung

Biaya tak langsung dalam pengelolaan bahan baku yaitu produk khitosan memerlukan tenaga manusia dan itu merupakan biaya yang tak langsung, dan biaya listrik yang digunakan mengolah produk tersebut

4. Energy

limbah cangkang udang merupakan limbah yang dapat diperbaharui karena limbah tersebut dapat diolah menjadi produk baru dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi, namun jika limbah udang tidak ingin diolah atau tidak ingin diperbaharui maka limbah udang tersebut dapat digunakan hanya untuk pakan ternak saja

5. Materi

Pada limbah udang tersebut merupakan bahan baku dari pembuatan obat pelangsing, antikolesterol dll yang bahan bakunya didapatkan dari cangkang udang yang telah diolah dan menjadi zat khitin dan khitosan

6. Ekoefisiensi

Dari produk baru tersebut didapatkan hasil yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia karena dari limbah cangkang udang tersebut yang diolah menjadi produk baru yang mempunyai nilai jual yang tinggi dan juga dapat terciptanya lapangan pekerjaan.

7. Produk baru

Aplikasi khitosan sebagai bahan pengawet kayu terbukti efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pelapuk kayu dan beberapa jenis jamur lain, seperti Fusarium oxysporum dan Rhizoctania solani, serta meningkatkan derajat proteksi kayu terhadap rayap kayu kering dan rayap tanah. Bahkan, kayu yang diawetkan dengan khitosan dengan metode perendaman teksturnya menjadi lebih halus. Dan juga bisa dimanfaatkan sebagai obat antikolesterol, obat pelangsing tubuh, perban penghenti perdarahan, bahan kaus yang mampu menyerap keringat dan untuk hiasan rumah tangga (pernak –pernik)

Readmore »»
Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

 

Copyright 2009 All Rights Reserved daurulang.tk